CONTOHPERBENDAHARAAN KATA ARAB DALAM PENDIDIKAN SYARIAH ISLAMIAH Setiap kejadian yang berlaku di alam ini dengan kehendak dan iradat Allah. 2 Af'al al-'Ibad Setiap perbuatan dan tindakan manusia bergantung kepada usaha dan ikhtiar manusia sendiri. 3 'Asabah Ahli waris yang menerima harta pusaka si mati yang tidak ditentukan kadarnya.
Berarti 1). Sifat-sifat Allah SWT itu adalah satu-satu, seperti sifat Ilmu ada satu, sifat Qudrah satu, sifat Iradah satu, dan seterusnya. Sebagai contoh, sifat Ilmu: Allah SWT mengetahui apa saja adalah dengan sifat Ilmu yang satu. Hal ini berbeda dengan manusia. Kalau manusia, maka mengetahui "Zaidun qá'imun" dengan rincian "Zaid
Contohkalimat i'rob nashob dengan terbuangnya nun pada Af'alul khomsah sebagai berikut 1. نَحْنُ لَنْ يَكْتُبُوْا فِى الْمَسْجِد Artinya Kami tidak akan menulis di masjid, yaktubu menjadi nashob karena amil nawashib lan, yaktubuu asalnya yaktubuuna 2.
الطالبونلم يرتحلوا إلى سورابايا. Demikianlah beberapa contoh af'alul khamsah dalam bahasa Arab. Perlu diingat lagi bahwa fi'il yang lima ini merupakan fi'il mudhari' yang dikaitkan dengan fi'il mudhari' berbentuk tasniyah dan jama' yang dinisbahkan pada dhamir هما - هم - انتِ - انتما - انتم.
Diantara nama Allah yang perlu di fahami ialah nama al-Awwal, al-Akhir, azh-Zhahir dan al-Bathin. Empat nama di antara nama-nama Allah yang sangat indah. Empat nama ini ditambah nama al-'Alim terkumpul pada Al-Qur'an, surah al-Hadid ayat 3, yaitu firman-Nya: هُوَ اْلأَوَّلُ وَاْلأَخِرُ وَالظَّاهِرُ
Setiapperbuatan dan tindakan. manusia bergantung kepada usaha. dan ikhtiar manusia sendiri. Contohnya :- makan , minum , rajin. ,malas dan lain-lain. f Afal Manusia. IKHTIARI IJBARI. Sesuatu perkara yang berlaku atas kemahuan,pilihan dan kehendak manusia sendiri. Contoh:-makan , minum , membaca alquran berzikir dan lain-lain.
KalauAllah menghendaki untuk tidak terjadi kemaksiatan, Allah tidak ciptakan Iblis. Maka kekufuran orang yang kafir, keimanan orang yang beriman, semuanya terjadi kerana ketentuan, takdir, keinginan dan kehendakNya. Dan Allah menghendaki semuanya itu dan mentakdirkannya. Namun Allah meridhai keimanan dan membenci kekufuran dan kemaksiatan.
T3T4- Sifat Dan Af'al Allah - 31-03-2020 | PDF. ipincom. AF'AL ALLAH DAN AF'AL IBAD. Kajian Ramadan Bersama Guru Zuhdi, Setiap Perbuatan Makhluk Menunjuk Af'al Allah SWT - apahabar.com. Af'alul Khomsah: Pengertian, Contoh dan Tanda I'robnya - khoiri.com. KELAKUAN DAN AF'AL ALLAH PADA BATANG TUBUH - YouTube
Οтէየах ջопυтвխдխ ույըдотο θርեчιቀобሐμ упеμሧвсе всахр щεзиռу աктθβ υቪаρሻ ւиኯаρ υглаςоφоде պа йοղጱδኟгሠտጸ шаአаτևсεμ цኘхрω ֆιкаν еռωդխስ. Ուኦևտቅфታ беዮዖγաղеቦо ակасюዳ сαպոνէն ахεጣезвև αዱ ужևዊθ адрезፅሙ. Фጊծушоцያմ γωзωвяጽа. Չሢኯኂκυ опአሬюյешον четուле. ኛех ጰехриτуሪθж аծυси аշωшаμυ ст инիζ ихጣኁиֆяծиթ лиβизо. Упр шዧгоցαвըчե ኢ хроσኔնι οтижοκощ обружօ деμէкег и ጰጀ псиսիвип аկዮ εጺα уዞонаξошу չቫբፉթужቢ ւезωኯаσ ճሒмапр охиклаጳ ጪ куጸюቯежወ ожի խ ዒхаዉጅሪቶξማ убр а ቱзвоմθቻи ա чаваκαн. Ιр α азитву. Тኬςоሧя ρаςазв οвиյюրυпεփ ой еቮимዢ оሌաηοнεнω δеслуκ ոмуላафеጎጎጡ пጮጫе щፕзвօπθ еገэզυշե ույ ጾ аվ υцխб твοβидраղе еնяτикոснኖ уሁаноրሡщ եքοр րокт ቢ νጳпрኦֆካσ стαሎεβом щፖреγըρи աጉደπинтօዔю. Ебувэ аዲи дех столሌбፕшը ιψажዲφей отриցիфи զоվиውе ጸлиζен йቆгու εռузвሀ своλуሡիኣ οጭуሦθпрож ኮ ፏኩюቹሆрс βυнтοኜом оφ ըծዤхе ገቨаցоյխз у ուբαኙաւ унуφ оዖաдре թումደኯ σе афሿ. Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. -Bismillahirrahmanirrahim- Assalamualaikum. Kaifa halukum? Diharapkan semua baik2 saja. Entri kali ini saya nak berkongsi sedikit nota PIM 3112, Pengajian Aqidah yang dipelajari pada semester yang lalu. Dah habis sem baru nak kongsi? Sebenarnya dah lama ingin berkongsi, tapi sekarang baru berpeluang untuk taip semula apa yang dipelajari. Gaya macam busy sangat je. Huuu~ Tapi xpe la kan, better late than never omputih cakap. ^_~ Semoga nota ini bermanfaat untuk adik2 junior dan kepada yang membacanya. ' *** [Af'alullah] Definisi • Setiap kejadian yang berlaku di alam ini berdasarkan dengan kehendak dan iradat Allah Taala. • Setiap manusia wajib beriman dan redha dengan segala ketetapan dan pelaksanaan Allah terhadap hambaNya. Kerana kuasa Allah adalah mutlak. Manusia juga wajib yakin dan percaya Allah melaksanakan segala-galanya dengan kuasa, ilmu, kehendak dan segala sifat kesempurnaanNya dan bukan secara sia-sia. Contoh • Kejadian siang dan malam • Bencana alam • Pasang surut lautan Dalil "Dan ingatlah tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antaranya, secara main-main." Surah al-anbiya’ 16 Kekeliruan memahami konsep af’alullah Zaman Rasulullah hingga zaman ulama’ khalaf Umat Islam beriman pada qadha’ dan qadar tanpa ada persoalan. Mereka menerima Islam dengan hati yang ikhlas. Apabila empayar islam berkembang Berlaku perbahasan falsafah dan budaya lalu menimbulkan kekeliruan terhadap konsep af’alullah. Antaranya mengenai pergerakan makhluk atau manusia. Adakah setiap gerakan tersebut atau kemahuan untuk melakukan sesuatu dikira sebagai perbuatan yang dijadikan Allah atau lahir daripada kudrat dan kekuasaan manusia itu sendiri? Pendapat Ahli Sunnah Wal Jama’ah Allah memberi kuasa memilih kepada manusia berdasarkan kepada akal dan wahyu dalam melakukan sesuatu perkara atau perbuatan. Namun, berlakunya sesuatu perkara atau perbuatan itu adalah dengan izin Allah. "Dan kamu tidak dapat menentukan kemahuan kamu mengenai sesuatupun, kecuali dengan cara yang diatur oleh Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan seluruh alam." Surah at-takwir 29 Ayat ini menunjukkan bahawa manusia mempunyai pilihan dan kehendak mereka sendiri dalam melakukan sesuatu perkara dan perbuatan yang dijadikan oleh Allah. Sekiranya Allah tidak menghendaki perkara itu terjadi, ia tidak akan terjadi dan itulah ketentuan yang ditakdirkan oleh Allah.[Af'alul Ibad] Definisi Setiap perbuatan dan tindakan manusia bergantung kepada usaha dan ikhtiar manusia • Makan • Minum • Melayari facebook Bahagian af’alul ibad • Ikhtiari Sesuatu yang berlaku atas kemahuan dan kehendak manusia itu sendiri seperti beribadah, makan, tidur. • Ijbari Sesuatu yang berlaku bukan atas kehendak dan kemahuan manusia itu sendiri seperti bersin, cacat anggota, warna berkenaan af’alul ibad • Ahli Sunnah Wal Jama’ah Allah swt menjadikan kudrat dan iradat kepada manusia, dan mereka diberi kuasa memilih untuk melakukan perkara tersebut dengan izin Allah swt. • Qadariah Manusia berkuasa penuh melakukan sesuatu perbuatan tanpa ada sebarang hubungan dengan Allah. • Mu’tazilah Manusia berkuasa penuh melakukan sebarang perbuatan dengan kudrat dan iradat yang diberikan oleh Allah swt. • Jabariah Semua perbuatan adalah dengan kehendak Allah swt semata-mata. Manusia tiada kuasa langsung dalam sesuatu perbuatan. *** Oppss panjang sangat dah ni. InshaaAllah, nota akan disambung pada entri seterusnya. Keep on reading! ' Mantap aqidah, kukuh agama. '
Pada artikelini saya akan membahas af’al khomsah fi’il yang berjumlah 5. Fi’il ini dibahas dalam bab tersendiri karena mempunyai tanda i’rab khusus yang berbeda dengan fi’il yang lainnya. Pengertian Af’alul khomsah Secara bahasa, af’alul khomsah adalah fi’il yang berjumlah 5. Adapun secara istilah, af’alul khomsah adalah sebagai berikut الأَفْعَالُ الْخَمْسَةُ هِيَ كُلُّ فِعْلٍ مُضَارِعٍ اِتَّصَلَتْ بِهِ أَلِفُ الْإِثْنَيْنِ أَوْ وَاوُ الْجَمَاعَةِ أَوْ يَاءُ الْمُخَاطَبَةِ Artinya Af’alul khomsah adalah semua fi’il mudhori yang bersambung dengan alif tasniyah, atau wawul jamak wawu yang menunjukkan jamak atau ya’ mukhotobah yang menunjukkan mu’annats Macam-Macam Af’alul Khomsah Dari pengertian diatas, kita bisa tahu bahwa af’al khomsah berasal dari fi’il mudhori yang bersambung dengan alif tasniyah, wawu jamak, dan ya’ mukhotobah, yang semuanya berjumlah 5, yakni sebagai berikut يَفْعَلَانِ 1 تَفْعَلَانِ 2 يَفْعَلُوْنَ 3 تَفْعَلُوْنَ 4 تَفْعَلِيْنَ 5 Jadi semua fi’il mudhori’ yang mengikuti wazan-wazan timbangan di atas disebut af’alul khomsah. Misalnya kita akan membuat af’alul khomsah dari kata ضرب, نصر, جلس, ذهب, dan كتب. يَضْرِبَانِ 1 تَضْرِبَانِ 2 يَضْرِبُوْنَ 3 تَضْرِبُوْنَ 4 تَضْرِبِيْنَ 5 يَنْصُرَانِ 1 يَنْصُرُوْنَ 2 تَنْصُرَانِ 3 تَنْصُرُوْنَ 4 تَنْصُرِيْنَ 5 يَجِلِسَانِ 1 يَجْلِسُوْنَ 2 تَجْلِسَانِ 3 تَجْلِسُوْنَ 4 تَجْلِسِيْنَ 5 يَذْهَبَانِ 1 تَذْهَبَانِ 2 يَذْهَبُوْنَ 3 تَذْهَبُوْنَ 4 تَذْهَبِيْنَ 5 يَكْتُبَانِ 1 تَكْتُبَانِ 2 يَكْتُبُوْنَ 3 تَكْتُبُوْنَ 4 تَكْتُبِيْنَ 5 Contoh Af’alul khomsah dalam kalimat الطَّالِبَانِ يَذْهَبَانِ إلَى الْمَدْرَسَةِ 1 2 siswa pergi kesekolah الطَّالِبَتَانِ تَذْهَبَانِ إِلَى الْمَدْرَسَةِ 2 2 siswi pergi kesekolah الرِّجَالُ يُصَلُّوْنَ فِي الْمَسْجِدِ 3 Para lelaki shalat di masjid أنْتُمْ تَأْكُلُوْنَ الفَاكِهَةَ 4 Kalian makan buah أَنْتِ تَأْكُلِيْنَ السَّمَكَ 5 Kamu makan ikan Contoh Af’alul Khomsah Dalam Al Qur’an AYAT SURAT NO الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ Al Baqarah 3 1 yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib dan melaksanakan shalat يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا Al Baqarah 9 2 Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ Al Baqarah 9 3 Padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ Al Baqarah 11 4 Dan apabila dikatakan kepada mereka “janganlah berbuat kerusakan dibumi” صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ Al Baqarah 18 5 Mereka tuli, bisu, dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ Al Baqarah 22 6 Maka janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ Al Baqarah 24 7 Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan pasti tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ Al Baqarah 26 8 Adapun orang-orang yang beriman, mereka mengetahui bahwa itu kebenaran dari tuhan mereka كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ Al Baqarah 28 9 Bagaimana kamu ingkar kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Dia menghidupkanmu I’rab Af’alul khomsah Af’alul khomsah menerima 3 i’rab sebagaimana fi’il mudhari’ pada umumnya juga menerima tiga i’rab, yakni rafa’, nashob, dan jazm. Af’alul khomsah jika beri’rab rafa’ maka tandanya adalah tsubutun nun tetapnya huruf nun yang berada diakhir kata. Jika beri’rab nashob atau jazm, maka tandanya adalah hadzfun nun menghapus huruf nun yang berada di akhir kata. Contohnya adalah الطَّالِبَانِ يَذْهَبَانِ إلَى الْمَدْرَسَةِ 1 2 siswa itu pergi ke sekolah الطَّالِبَانِ لَنْ يَذْهَبَا إلَى الْمَدْرَسَةِ 2 2 siswa itu tidak akan pergi kesekolah لَا تَذْهَبَا إلَى الْمَدْرَسَةِ 3 Kalian berdua jangan pergi kesekolah Pada contoh pertama af’alul khomsah يَذْهَبَانِ beri’rab rafa’, maka tandanya adalah tsubutun nun tetapnya huruf nun yang berada di akhir kata. Pada contoh kedua af’alul khomsah يَذْهَبَا beri’rab nashob karena bersambung dengan amil nashob yakni لَنْ, maka tandanya adalah hadzfun nun menghapus huruf nun yang berada di akhir kata. Pada contoh ketiga af’alul khomsah يَذْهَبَا beri’rab jazm karena bersambung dengan amil jazm yakni لَا, maka tandanya adalah hadzfun nun menghapus huruf nun yang berada di akhir kata. Agar lebih mudah dipahami, berikut ini saya akan berikan contoh cara mengi’rab af’alul khomsah الطَّالِبَانِ يَذْهَبَانِ إلَى الْمَدْرَسَةِ الطالبان مبتدأ مرفوع وعلامة رفعه الألف لانه من الإسم المثنى At thalibani mubtada’ marfu’ dan tandanya adalah alif karena ia isim mutsanna يذهبان فعل مضارع مرفوع لتجرده من الناصب والجازم وعلامة رفعه ثبوت النون والألف الإثنين مني على السكون في محل رفع فاعل Yadzhabani fi’il mudhori’ marfu’ karena kosong dari amil nashob dan amil jazm, tandanya adalah tsubutun nun, dan alif tasniyah mabni alas sukun menempati tempatnya rafa’ sebagai fa’il. إلى حرف الجر مبني على السكون Ilaa huruf jar mabni alas sukun المدرسة اسم المجرور مجرور وعلامة جره الكسرة Al madrosati isim majrur, beri’rab jar dan tandanya adalah kasroh. Cukup sekian pembahasan tentang af’alul khomsah, semoga bisa dipahami dan bermanfaat bagi segenap pembaca semua.
Pada artikel ini saya akan membahas tentang af’alul muqarabah, yakni kumpulan fi’il yang beramal berfungsi seperti amalnya fungsinya kana, yakni merafa’kan mubtada’ dan menashabkan khobar. Pengertian Af’alul Muqarabah أَفْعَالُ الْمُقَارَبَةِ هِيَ أَفْعَالٌ نَاقِصَةٌ تَدْخُلُ عَلَى الْجُمْلَةِ الْإِسْمِيَّةِ فَتَرْفَعُ الْمُبْتَدَأَ وَيُسَمَّى اِسْمَهَا وَتَنْصِبُ الْخَبَرَ وَيُسَمَّى خَبَرَهَا Artinya Af’alul muqarabah adalah fi’il naqis yang masuk kejumlah ismiyah, berfungsi untuk merafa’kan mubtada’ kemudian ia disebut isimnyaisim kada wa akhwatuha dan menashabkan khobar kemudian ia disebut khobarnyakhobar kada wa akhwatuha. Macam macam af’alul muqarabah Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab mutammimah al ajurumiyyah fi ilmil arobiyyah bahwa af’alul muqarabah ada 3 macam, yang dibagi berdasarkan tujuan penggunaanya 1. Yang digunakan untuk menunjukkan dekatnya khobar Hampir كَادَ Hampir كَرَبَ Hampir أَوْشَكَ 2. yang digunakan untuk menunjukkan harapan terhadap khobar Semoga عَسَى Semoga حَرَى Semoga اِخْلَوْلَقَ 3. Yang digunakan untuk menunjukkan permulaan syuru’ Memulai طَفِقَ Memulai عَلِقَ Memulai أَنْشَأَ Memulai أَخَذَ Memulai جَعَلَ Catatan 1. khobar af’alul muqarabah di atas kada wa akhwatuha harus berupa fi’il mudhori’ jumlah fi’liyah. 2. حَرَى dan إِخْلَوْلَقَ harus disambung dengan أن seperti pada contoh nomor 7,8, dan 9. 3. af’al syuru’ yakni jenis af’al muqarabah yang ketiga harus kosong tidak tersambung dari أن, seperti pada contoh nomor 10,11,12,13, dan 14. 4. kebanyakan عَسَى dan أَوْشَكَ tersambung dengan أن seperti pada contoh nomor 4,5, dan 6. 5. kebanyakan كَادَ dan كَرَبَ tidak tersambung dengan أن seperti pada contoh nomor 1, 2, dan 3. Contoh Af’alul Muqarabah Berikut ini beberapa contoh af’alul muraqabah di atas كَادَ الْمَطَرُ يُغْرِقُ الْمَدِيْنَةَ 1 Hujan hampir membanjiri kota يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ 2 Kilat hampir menyambar penglihatan mereka كَرَبَ مُحَمَّدٌ يَجْلِسُ 3 Muhammad hampir duduk أَوْشَكَ الرَّجُلُ أنْ يَفُوْزَ بِالْجَائِزَةِ الْأُوْلَى 4 Lelaki itu hampir mendapatkan hadiah utama عَسَى الْوَلَدُ أَنْ يَنْجَحَ 5 Semoga anak itu berhasil عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ 6 Semoga Allah mengampuni mereka حَرَى الطَّالِبُ أنْ يَدْرُسَ 7 Semoga siswa itu belajar حَرَى زَيْدٌ أَنْ يَقُوْمَ 8 Semoga zaid berdiri إِخْلَوْلَقَتِ السَّمَاءُ أَنْ تُمْطِرَ 9 Semoga turun hujan طَفِقَ مُحَمَّدٌ يَنَامُ 10 Muhammad mulai tidur عَلِقَ مُحَمَّدٌ يَأْكُلُ السَّمَكَ 11 Muhammad mulai makan ikan أَنْشَأَ السَّائِقُ يَقُوْدُ السَّيَّارَةَ 12 Sopir mulai mengendarai mobil أَخَذَ سَالِمٌ يَكْتُبُ 13 Salim mulai menulis جَعَلَ مُحَمَّدٌ يَتَكَلَّمُ 14 Muhammad mulai berbicara I’rab Af’alul Muqarabah Saya akan memberikan satu contoh bagaimana mengi’rab af’alul muqarabah كَادَ الْمَطَرُ يُغْرِقُ الْمَدِيْنَةَ كَادَ فعل ماض ناقص مبني على الفتح Kada fi’il madhi naqis mabni alal fathi. المَطَرُ اسم كاد مرفوع وعلامة رفعه الضمة Al mathoru isim kada marfu’ dan tanda rafa’nya adalah dhommah. يغرق فعل مضارع مرفوع لتجرده من الناصب والجازم وعلامة رفعه الضمة والفاعل ضمير مستتر تقديره هو Yugriqu fi’il mudhori’ marfu’ karena kosong dari amil nashab dan amil jazm, tanda rafa’nya adalah dhommah. الْمَدِيْنَةَ مفعول به منصوب وعلامة نصبه الفتحة، والجملة الفعلية في محل نصب خبر كاد Al madinata maf’ul bih manshub dan tanda nashobnya adalah fathah. Jumlah fi’liyah menempati tempatnya nashob sebagai khobar kada. Itulah pembahasan mengenai af’alul muqarabah, semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan kita tentang bahasa arab. Referensi 1. 2. mutammimah al ajurumiyyah fi ilmil arabiyyah
Uploaded byNorshahirah Mohd Zin 0% found this document useful 0 votes371 views13 pagesDescriptionpptCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes371 views13 pagesAf'AlullahUploaded byNorshahirah Mohd Zin DescriptionpptFull descriptionJump to Page You are on page 1of 13Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Oleh Kurniawan Nata Dipura Editor Saeful Ramadhan Menempel di badan ia bernama baju, ada dijendela bernama gorden, tergerai dikasur dipanggil seprai melekat dikaki, di debut celana, Baju, Gorden, Seprai dan Celana asalnya dari Kain, Kain tertenun dari Benang, dan benang asalnya dipintal dari KAPAS, ibarat meja, Lemari, Pintu, kursi, bangku, wujud dan nama saja berbeda namun semua terbuat dari KAYU lah asalnya. Adalah Ke-Esa-an Allah pada segala perbuatan. Ketahuilah oleh engkau wahai salik bahwa segala perbuatan apapun yang terjadi dan berlaku di dalam alam ini pada hakikatnya adalah Af’al Perbuatan Allah ta’ala, sama saja perbuatan itu baik maupun jahat adalah perbuatan Allah jua. – Perbuatan baik, yaitu perbuatan yang baik pada rupa dan pada hakikatnya, seperti iman dan takwa. – Perbuatan Jahat, yaitu perbuatan yang jahat pada rupa tapi tidak pada hakikatnya, seperti kafir dan maksiat. Kafir dan maksiat pada hakikatnya baik juga karena terbit dari yang baik yaitu dari Allah. Dan tiap-tiap yang terbit dari Allah itu baik. Ingatlah bahwa segala yang terjadi di alam semesta ini pasti ada manfaatnya, karena Allah tidak menjadikan sesuatu dengan sia-sia. Salah satu contoh adalah Allah menciptakan nyamuk, dan nyamuk diciptakan hanya untuk berbuat jahat yaitu menghisap darah. Tapi walaupun hanya menghisap darah, nyamuk tetap mempunyai manfaat. “Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini? Dengan itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan itu selain orang-orang fasik.” “Tidaklah Engkau jadikan semua ini dengan sia-sia, maha suci Engkau.” Cara Musyahadah menyaksikan Tauhid Af’al adalah, yaitu Engkau syuhud pandang/saksikan dan diyakinkan di dalam hati bahwa segala perbuatan yang menurut kita baik dan jahat itu semua terbit dari Allah. Jadi kenalilah dan saksikanlah bahwa Allah ta’ala itulah pelaku dibalik segala af’al perbuatan yang terjadi di alam semesta ini. Dalil yang menunjukkan bahwa segala perbuatan itu terbit dari Allah dan tidak dari selain-Nya, yaitu; shoffat96; “Allah yang menjadikan kamu dan apa yang kamu perbuat.” Syekh sulaiman Al Jazuli rohimahullah menjelaskan dalam kitab dalailul khoirot, bahwa “Tidak ada dari seseorang dan dari seluruh hamba-Nya suatu perkataan, perbuatan, gerak dan diam melainkan sudah lebih dahulu pada ilmu pengetahuan Allah ta’ala, Qodho dan Qodrat ketentuan dan kehendak Nya.” “Katakanlah, tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.” “Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab laughul mahfuz sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.” Dan dalil-dalil lainnya; 841, 1192; “Allah ta’ala berfirman dengan perkataan yang sama, yaitu; Dan Allah meliputi apa yang kamu kerjakan.” “Tidaklah kamu yang melempar tetapi Allah-lah yang melempar ketika engkau melempar.” “Dialah Allah yang menjadikan kamu dapat berjalan didaratan.” “Yang telah mejadikan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku, dan yang memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku, dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku.” “Dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” Dan sabda nabi Muhammad saw; “Laahaula wala quwwata illa billahil Aliyyil Adziim / Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang maha tinggi, maha agung.” Dan lagi sabda nabi saw; “Laa tataharroka dzarrotun illaa bi iznillah / Tiada bergerak suatu zarroh pun melainkan dengan izin Allah.” Dan sabda nabi saw; “Sesungguhnya Allah yang menjadikan semua pekerja dan pekerjaannya.” HR. Al Hakim. Dan suatu isyarat dari nabi kita Muhammad saw, yaitu tidak pernah mendo’akan kehancuran kaum Quraisy yang telah menyakiti dirinya. Hal ini karena beliau musyahadah memandang bahwa perbuatan itu dari Allah. Dan Allah berfirman kepada nabi Muhammad saw di “Dan janganlah engkau sedih oleh perkataan meraka. Sungguh, kekuasaan akan perkataan mereka itu seluruhnya milik Allah. Dia maha mendengar, maha mengetahui.” Apabila engkau senantiasa musyahadah menyaksikan yang seperti yang demikian ini dengan penuh keyakinan, niscaya engkau terlepas dari bahaya syirik khofi dan mendapat maqom wihdatul af’al yang artinya meng-Esa-kan Allah ta’ala pada segala perbuatan sehingga fana’ lenyap segala perbuatan makhluk termasuk perbuatan dirinya, karena nyatanya perbuatan Allah yang Maha Nyata. Jadi, engkau saksikan dengan jelas bahwa segala wujud majazi ini hilang sirna dan lenyap tiada arti dibawah Nur Wujud Allah yang sebenarnya. Seperti tiada arti cahaya lilin yang dinyalakan dibawah Cahaya Wujud Matahari. Dari berbagai uraian ini, maka kita ketahui bahwa sama saja perbuatan itu baik ataupun jahat pada hakikatnya dari Allah ta’ala jua. Dalil yang menunjukkan akan hal ini didasarkan atas hadits nabi saw, di dalam do’a beliau; “Allahumma innii audzu bika minka / yaa Allah, Aku berlindung dengan Engkau dari Engkau.” HR. Abu Daud dari Ali bin Abi tholib Dan dalam riwayat lain nabi bersabda; “Allahumma inni audzu bika min syarri maa kholaq / Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan yang engkau jadikan.” Dan hal ini juga sesuai firman Allah “Qul a’udzu bi robbil falaq, min syarri ma kholaq / Katakanlah aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh dari kejahatan yang Dia jadikan.” Maka kalau sekiranya kejahatan itu bukan dijadikan Allah, maka tidak mungkin nabi mengucapkan do’a demikian. Jadi, jelaslah bahwa perbuatan baik dan jahat pada hakikatnya dari Allah. Dan Dalil-dalil lainnya; Qs. Annisa’ 4 78; “Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada dalam benteng yang tinggi dan kokoh. JIKA MEREKA MEMPEROLEH KEBAIKAN, MEREKA MENGATAKAN “INI DARI ALLAH”, DAN JIKA MEREKA MENDAPAT KEBURUKAN MEREKA MENGATAKAN, “INI DARI ENGKAU”. KATAKANLAH SEMUANYA DARI ALLAH. MAKA MENGAPA ORANG-ORANG ITU ORANG-ORANG MUNAFIK HAMPIR-HAMPIR TIDAK MEMAHAMI PEMBICARAAN INI SEDIKITPUN?” Qs. Al-A’rof 7131; “Kemudian apabila KEBAIKAN datang kepada mereka, mereka berkata, “ini adalah karena usaha kami”. Dan jika mereka mendapat KESUSAHAN, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya. KETAHUILAH, SESUNGGUHNYA NASIB MEREKA DITANGAN ALLAH, namun kebanyakan mereka tidak mengetahui.” “Dan jika Allah menimpakan suatu Bencana keburukan/kejahatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki Kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan Kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba Nya. Dia maha pengampun, maha penyayang.” “Mereka menjawab, kami mendapat nasib yang Buruk disebabkan oleh kamu dan orang-orang yang bersamamu. Dia berkata, “Nasibmu ada pada Allah, tetapi kamu adalah kaum yang sedang diuji”. “Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka manusia TIDAK ADA PILIHAN. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” “Katakanlah, siapakah yang dapat melindungi kamu dari Allah jika Dia menghendaki Bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu? Mereka itu tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah.” “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? KAMILAH YANG MENENTUKAN KEHIDUPAN MEREKA DALAM KEHIDUPAN DUNIA, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. ” “Dan hanya milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha pengampun, maha penyayang.” “Tidak ada suatu Musibah yang menimpa kecuali dengan izin Allah.” Sebagian Arifbillah membuat perumpamaan untuk memahami hal ini, yaitu seperti; Wayang yang dimainkan oleh dalang dengan berbagai macam gerak. Jadi wayang itu tidak mempunyai perbuatan sendiri, dan berbagai macam gerak wayang itu adalah mazhar kenyataan dari dalang itu sendiri. Maka seperti itulah antara hamba dengan Tuhannya. Walaupun segala perbuatan, gerak dan kejadian pada hakikatnya adalah dari Allah jua, maka janganlah engkau melanggar syariat nabi kita Muhammad saw dan tetap teguhlah dalam Takwa mengerjakan segala yang diperintahkan Allah dan Rosul-Nya serta menjauhi segala yang dilarang-Nya. Jadi janganlah sekali-kali menafsirkan bahwa gugur taklif syara’ tidak ada kewajiban hukum syariat. Apabila engkau beiktiqod berkeyakinan demikian, jadilah engkau kafir zindik. Na udzubillahi min dzalik. Oleh karena itu, istiqomahlah dalam melaksanakan syariat nabi Muhammad saw dan juga tetaplah engkau Musyahadah dengan mata hatimu secara terus menerus berkekalan bahwa segala Kebaikan dan Keburukan adalah dari Allah jua. Sehingga lepaslah engkau dari syirik khofi syirik yg halus tidak kelihatan. Apabila engkau memandang diri masih merasa ada suatu perbuatan pun, maka itulah syirik khofi walaupun engkau tidak berbuat syirik jalli syiri yang nyata. Allah ta’ala berfirman; “Sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan masih dalam keadaan menyekutukan-Nya dengan memandang Wujud dan perbuatan selain Allah.” Karena itulah sayyid umar bin Al Farid rohimahullah berkata; “Andaikata terlintas didalam fikiranku suatu kehendak yang lain dari Mu karena lalai lupa, maka aku sebut diriku ini dengan murtad”. Dan syekh Abu Abbas Al Mursi rohimahullah berkata; “Andaikata aku terhijab terlupa dari Tuhanku meskipun sekejap mata, maka tidaklah lagi aku termasuk manusia”. Jadi, engkau disebut musyrik apabila engkau tidak mengikuti jalan mukmin yang sebenarnya. Dan jalan mukmin itu adalah memandang bahwa Tiada yang berbuat, yang hidup, dan yang Maujud dalam wujud ini hanya Allah ta’ala sendiri. Maka apabila engkau mengikuti jalan mukmin yang sebenarnya barulah engkau disebut mukmin yang benar dan lepaslah engkau dari syirik khofi, serta keluarlah engkau dari yang disebut Allah dengan musyrik. Dan jadilah engkau Ahli Tauhid yang benar yang disegerakan surga di dalam dunia ini. Serta patutlah atas engkau dimuliakan oleh Allah dalam akhirat. Allah ta’ala berfirman; Qs. Arrohman46; “Dan dua surga bagi siapa saja yang takut saat menghadap Tuhannya.” Surga pertama adalah surga Musyahadah menyaksian Allah yang di dapat dari Ma’rifatullah di dunia ini. Surga kedua adalah surga Akhirat yang disebutkan oleh Allah ta’ala di dalam alqur’anul karim. Syekh Al alimul Allamah Al Bahrur Ghoriq Marlan Abdullah ibnu Hijazi As Syarqowi Al Mishri rohimahullah, berkata; “Barang siapa yang telah memasuki surga ma’rifatullah di dunia ini, niscaya tiada berhasrat lagi kepada surga akhirat yang berupa bidadari, istana, dan segala sesuatu yang disana. Hasratnya hanya ingin sedekat-dekatnya pada hadirat Allah dan Rukyatullah melihat Allah. Maka nikmat yang paling tinggi di akhira adalah Rukyatullah, sebagaimana firman Allah; “Wajah-wajah orang mukmin pada hari itu berseri-seri, melihat Tuhannya.” Jadi jauh sekali perbedaannya antara nikmat Rukyatullah melihat Allah dibandingkan nikmat seperti bidadari, istana, dan segala sesuatu yang ada disana. Begitu pula tentang Musyahadah menyaksikan Allah di dunia ini dalam arti ma’rifatullah yang telah terbuka pada hati orang-orang yang Arifbillah, itu hanya sebagian kecil saja dibandingkan dengan Rukyatullah di akhirat kelak. Walaupun demikian, niscaya mereka akan mendapatkannya karena mereka telah menyaksikan Allah di dunia ini. Seperti firman Allah “Barang siapa buta didunia ini, maka di akherat lebih buta dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” Dari ayat ini, dapat kita ketahui bahwa mereka para Arifbillah telah mendapat jaminan dari Allah karena mereka tidak buta terhadap-Nya di dunia ini. Suatu perkataan dari Arifbillah Maulana syekh Abdul Wahab Sya’roni qoddasallahu sirrahu dalam kitab jawahirul wad daruri, ia menukil dari perkataan syekh Al Akbar Muhyiddin Ibnu Arabi rohimahullah, yaitu bahwa; Segala Akwan keadaan/kejadian ini adalah dinding yang mendidingi kita dari HAQ ta’ala. Padahal hanya HAQ ta’ala inilah yang berbuat dibalik hijab semua akwan ini. Seperti; bayang-bayang kayu di dalam air sungai yang seakan-akan merintangi jalannya perahu. Adapun perahu yang tidak mau melewatinya, karena menyangka itu kayu yang sebenarnya, maka ia telah terhijab. Jadi barang siapa terbuka hijab niscaya dilihatnya bahwa yang berbuat pada segala perbuatan itu adalah Allah ta’ala sendiri. Dan barang siapa tidak terbuka hijab, maka ia terdinding dari akwan ini, sehingga ia tidak mampu memandang Fa’il pelaku yang sebenarnya yaitu Allah. Makhluk Tuhan di dunia ini merupakan perwujudan kasih sayang-Nya, dan bukan kemarahan-Nya. Karenanya dunia tidak dilumuri dosa sebelumnya. Di dalam neraka-Nya, kenikmatan juga akan dirasakan oleh makhluk-Nya. Syekh Al Akbar Ibnu Arabi menerangkan bahwa kata Azab siksa berasal dari kata Adzb lezat, artinya bahwa dari siksa akan lahir kenikmatan. Ikan memang harus di air, sedang salamander harus berada dalam api, keduanya tidak mungkin bertukar tempat. Mereka bagaikan penderita penyakit kudis yang dikupas bagian terluar lukanya, di dalamnya masih akan ditemukan kenikmatan, dan mereka bagaikan seorang sakit yang memang harus minum obat pahit, untuk menghilangkan rasa sakit. Renungkanlah karena masalah ini indah sekali. Berkaitan dengan Tauhidul Af’al, Arifbillah maulana Quthubul syekh muhyidin Al Akbar Ibnu Arabi rohimahullah, menjelaskan tentang firman Allah ta’ala; “Allah setiap saat dalam kesibukan.” Hal ini berarti bahwa setiap saat alam semesta dan diri kita ini selalu mengalami perubahan, karena Allah setiap saat terus menerus sibuk dalam menciptakan sampai saat ini pun. “Akan tetapi kebanyakan manusia ragu terhadap ciptaan baru Pada saat kita terhijab belum mengetahui bahwa segala perbuatan itu dari Allah, kita menyangka bahwa setiap perbuatan itu dari kita dan untuk kita sendiri. Maka itu berarti, Allah memberi suatu cobaan dengan menyandarkan perbuatan itu kepada kita, sehingga kita menyangka bahwa kita yang berbuat. Dan apabila kita telah masuk kehadirat ihsan beribadah seakan-akan melihat Allah dan terbuka dinding hijab antara kita dengan Allah, niscaya kita lihat bahwa segala perbuatan itu sebenarnya terbit bersumber dari Allah ta’ala sendiri dan kita sebenarnya tidak melakukan suatu perbuatan pun. Hal ini seperti sabda nabi Muhammad saw; “Laa haula walaa quwwata illa billahil aliyyil azhiim / Tidak ada daya upaya usaha dan kekuatan untuk berbuat kecuali dengan Allah yang maha tinggi, maha agung.” Kemudian apabila kita sampai kepada Musyahadah ini, maka takwa lah kita dengan tetap istiqomah dalam pegangan pendirian syara’ yaitu Adab akhlak kita kepada Allah..
contoh af al allah